Pernahkah mendengar ada mobil yang dapat berjalan tanpa bahan bakar minyak? yah, tentunya tidak lain adala mobil yang di desain dengan menggunakan tenaga alternatif selain minyak, mobil apah itu? Mobil tersebut lebih dikenal dengan nama mobil listrik. Kendaraan mobil listrik telah menarik konsumen dan investor sejak di ajukan pertama kali untuk pembangunan mobil-mobil tersebut. Laporan awal pada Nissan Leaf dan Chevy Volt tampaknya menarik baik pembeli potensial dan analis yang merespon cepat dari teknologi baru tersebut. Investor juga berbondong-bondong untuk saham Tesla (TSLA), pembuat mobil sport mewah dengan tenaga listrik, juga pada antusiasme untuk konsep umum untuk kendaraan elektrik. Langkah-langkah penghematan bahan bakar dan jejak karbon yang lebih kecil akan tampak cukup imbang mengingat tingginya harga bahan bakar, tetapi kelemahan, harga tinggi yang tinggi untuk battere telah membuat pembeli kendaraan listrik di Amerika Serikat dan luar negeri berikir dua kali untuk membeli.
Konsumen di China, meskipun dorongan pemerintah terhadap kendaraan listrik dan subsidi besar-besaran, juga telah menahan gerakan menuju mobil listrik. Bahkan Hybrid Prius, yang menyumbang sekitar 3 persen dari total penjualan mobil di AS tahun lalu, tetap ditahan oleh China. Hanya Priusyang dijual tahun lalu dan kemungkinan, plug-in versi diharapkan untuk awal tahun depan, tidak akan lepas landas. Banyak perusahaan mobil telah mengantisipasi bahwa China akan menjadi demografis utama untuk penjualan kendaraan listrik sebagai akibat dari inisiatif hijau, tetapi harapan untuk itu tampaknya akan meredup kembali.
Model-model yang mmenarik untuk mobil elektrik juga mampu menghipnotis bagi para calon konsumenya, rata-rata desain untuk mobil jenis ini berbentuk kecil dan futuristik, bersih dan tidak menimbulkan bising, Itulah mengapa mobil elektrik mampu menguasai salah satu lini konsumen, siapa? ya tentunya adalah para pecinta go green , orang yang cinta lingkungan , yang memperhatikan lingkungan hijau yang pasti orang-orang yang menyukai anti polusi. Ini memang sudah sesuai dengan wacana pertama saat mobil jenis ini mulai di pasarkan, akan tetapi dengan alasan itu ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan,,, nah, bagaimana jika mobil elektrik jga di produksi produsen mobil di indonesia? apakah pasar indonesia sudah mampu untuk menerima kehadiran teknologi otomotif jenis itu? Apakah masyarakat sudah bisa menerima sebuah teknologi yang tetap memikirkan kelestarian lingkungan? Ataukah masih fanatik dengan teknologi otomotif lama yangmneggunakan bahan bakar minyak, yang dapat menimbulkan polusi udara dan lingkungan. Nah, GoKucing bagaimana pendapat anda sobat?
1 comments:
selama produksi litriknya masih mengunakan bbm percuma saja...
Post a Comment